Salah satu perkembangan yang menarik dari dunia komputer adalah pada
bidang grafika dan multimedia. Sedemikian rupa sehingga kemampuan dasar
sebuah komputer generasi terakhir selalu dikaitkan dengan fasilitas dalam bidang
grafika dan multimedia. Perkembangan tersebut tidak terlepas dari kemampuan
yang semakin meningkat untuk fasilitas grafika dan multimedia baik secara
perangkat keras dan perangkat lunak. Dari segi perangkat keras, semakin
berkembangnya kapasitas standar memori serta graphics card adalah sebuah
tuntutan yang harus dipenuhi mengingat semakin canggihnya aplikasi-aplikasi
grafika dan multimedia yang sekarang ada. Pemodelan 3D, bentuk obyek yang
mengarah pada photo realistic dan animasi adalah salah satu produk akhir grafika
modern yang banyak digunakan dalam berbagai aplikasi kehidupan (Prayudi,
2001).
Rekayasa terhadap obyek 2D / 3D secara komputasi langsung kadang
terasa rumit karena harus melibatkan berbagai bentuk algoritma untuk modelling,
proses penampilan pada layar, manipulasi warna dan cahaya. Adanya fasilitas
API untuk grafika yang disediakan oleh OpenGL telah memudahkan
implementasi pemrograman dalam grafika. Difihak lain, grafika komputer juga melibatkan olah indra yang mewujudkan kreasi seni. Banyak tools yang kemudian
dibangun untuk semakin memudahkan user dalam menuangkan kreasi seni
terhadap pemodelan objek tanpa harus terpaku pada masalah-masalah teknis
grafika.
Perkembangan teknologi komputer dan multimedia, khususnya adanya
kamera digital, telah memudahkan untuk dihasilkannya obyek-obyek digital,
berupa foto atau image. Namun obyek yang dihasilkan tetap masih terbatas pada
2D. Khususnya untuk rekayasa grafika, pemodelan yang menghasilkan obyek 3D
akan memberikan banyak altenatif untuk kepentingan berbagai aplikasi, sehingga
sebuah proses untuk mengubah obyek 2D menjadi 3D adalah sebuah proses yang
umumnya dilakukan dalam grafika komputer.
adalah membentuk suatu benda-benda atau obyek. Membuat
dan mendesain obyek tersebut sehingga terlihat seperti hidup. Sesuai dengan
obyek dan basisnya, proses ini secara keseluruhan dikerjakan di komputer.
Melalui konsep dan proses desain, keseluruhan obyek bisa diperlihatkan secara 3
dimensi, sehingga banyak yang menyebut hasil ini sebagai pemodelan 3 dimensi
(3D modelling) (Nalwan, 1998).
Proses pemodelan 3D membutuhkan perancangan yang dibagi dengan
beberapa tahapan untuk pembentukannya. Seperti obyek apa yang ingin dibentuk
sebagai obyek dasar, metoda pemodelan obyek 3D, pencahayaan dan animasi
gerakan obyek sesuai dengan urutan proses yang akan dilakukan.
Yaitu langkah awal untuk menentukan bentuk model obyek yang akan
dibangun dalam bentuk 3D. Penekanannya adalah obyek berupa gambar wajah
yang sudah dibentuk intensitas warna tiap pixelnya dengan metode Image
Adjustment Brightness/Contrast, Image Color Balance, Layer Multiply, dan tampilan
Convert Mode RGB dan format JPEG. Dalam tahap ini digunakan aplikasi grafis seperti Adobe Photoshop atau sejenisnya. Dalam tahap ini proses penentuan
obyek 2D memiliki pengertian bahwa obyek 2D yang akan dibentuk merupakan
dasar pemodelan 3D.
Ada beberapa metode yang digunakan untuk pemodelan 3D. Ada jenis
metode pemodelan obyek yang disesuaikan dengan kebutuhannya seperti dengan
nurbs dan polygon ataupun subdivision. Modeling polygon merupakan bentuk
segitiga dan segiempat yang menentukan area dari permukaan sebuah karakter.
Setiap polygon menentukan sebuah bidang datar dengan meletakkan sebuah
jajaran polygon sehingga kita bisa menciptakan bentuk-bentuk permukaan. Untuk
mendapatkan permukaan yang halus, dibutuhkan banyak bidang polygon. Bila
hanya menggunakan sedikit polygon, maka object yang didapat akan terbag
sejumlah pecahan polygon. Sedangkan Modeling dengan NURBS (Non-Uniform
Rational Bezier Spline) merupakan metode paling populer untuk membangun
sebuah model organik.
Rendering adalah proses akhir dari keseluruhan proses pemodelan ataupun
animasi komputer. Dalam rendering, semua data-data yang sudah dimasukkan
dalam proses modeling, animasi, texturing, pencahayaan dengan parameter
tertentu akan diterjemahkan dalam sebuah bentuk output.
- Field Rendering
Field rendering sering digunakan untuk mengurangi strobing effect yang
disebabkan gerakan cepat dari sebuah obyek dalam rendering video.
- Shader
Shader adalah sebuah tambahan yang digunakan dalam 3D software tertentu
dalam proses special rendering. Biasanya shader diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan special effect tertentu seperti lighting effects, atmosphere, fog dan
sebagainya.
Proses texturing ini untuk menentukan karakterisik sebuah materi obyek
dari segi tekstur. Untuk materi sebuah object bisa digunakan aplikasi properti
tertentu seperti reflectivity, transparency, dan refraction. Texture kemudian bisa
digunakan untuk meng-create berbagai variasi warna pattern, tingkat
kehalusan/kekasaran sebuah lapisan object secara lebih detail.
Merupakan hasil akhir dari keseluruhan proses dari pemodelan. Biasanya
obyek pemodelan yang menjadi output adalah berupa gambar untuk kebutuhan
koreksi pewarnaan, pencahayaan, atau visual effect yang dimasukkan pada tahap
teksturing pemodelan. Output images memiliki Resolusi tinggi berkisar Full
1280/Screen berupa file dengan JPEG,TIFF, dan lain-lain. Dalam tahap display,
menampilkan sebuah bacth Render, yaitu pemodelan yang dibangun, dilihat,
dijalankan dengan tool animasi. Selanjutnya dianalisa apakah model yang
dibangun sudah sesuai tujuan. Output dari Display ini adalah berupa *.Avi,
dengan Resolusi maksimal Full 1280/Screen dan file *.JPEG.
Ada beberapa metode yang digunakan untuk pemodelan 3D. Metode
pemodelan obyek disesuaikan dengan kebutuhannya seperti dengan nurbs dan
polygon ataupun subdivision.
Sumber : http://journal.uii.ac.id/index.php/media-informatika/article/viewFile/13/12
Jumat, 01 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar